Ingin bensin murah? pindah saja ke Venezuela, di negara Amerika Selatan itu, harga bensin tidak lebih dari Rp 400 per liter.
Melonjaknya harga minyak mentah dunia, membuat sebagian besar negara di dunia, termasuk Indonesia yang katanya kaya dengan cadangan minyak menjerit, sehingga harus menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri. Namun berbeda dengan Venezuela, subsidi BBM menjadikan harga BBM di negara tersebut lebih murah dibanding sebotol air mineral. "Di Venezuela, harga susu dan terigu yang naik, bukan bensin," kata Leandro Otero, pengemudi taksi di Caracas, usai mengisi penuh tanki bensin taksinya hanya dengan mengeluarkan 3 bolivars ( sekitar 1 dollar AS), tidak lebih dari Rp 10 ribu!
Upah minimum rakyat Venezuela 800 bolivars atau setara 370 dollar AS (Rp 3,4 juta) per bulan, harga seliter bensin hanya 0,1 bolivars (4 sen AS, sekira Rp 372 dengan kurs Rp 9.300 per dollar AS).
Rendahnya harga bensin membuat rakyat di negara penghasil minyak terbesar di Amerika Selatan itu langsung bereaksi begitu ada usaha untuk menaikkan harga BBM. "Jika minyak habis untuk 100 tahun, itu berarti kemujuran dalam 100 tahun," kata Carlos Rosas, seorang warga Venezuela di Caracas.
Negara itu juga masih dihantui oleh “Caracazo”, peristiwa aksi unjuk rasa di ibukota Venezuela tahun 1989 yang menewaskan ratusan orang, karena memprotes Presiden Venezuela kala itu, Carlos Andres Perez, yang menaikkan harga BBM sebesar 50 persen.
Sudah lebih dari 9 tahun, Pemerintahan Presiden Hugo Chavez tidak menaikkan harga bensin, sehingga harga bensin di Venezuela, sangat murah bahkan dibandingkan dengan di Arab Saudi, penghasil minyak terbesar di dunia. "Kami tidak akan membiarkan kesempatan untuk mentransformasikan kekayaan minyak kami ke dalam pembangunan sosial," sebut Chavez.
Menurut Jose Guerra, profesor ekonomi Central University of Venezuela, Untuk menjaga harga tetap rendah, BUMN minyak Venezuela, PDVSA harus mengeluarkan dana 19 miliar dollar AS setahun. "Terdapat persepsi di masyarakat, bahwa bensin merupakan milik semua orang, itulah alasannya kenapa anda tidak bisa mengenakan biaya sesuai ongkos nyata produksi. Sehingga terdapat subsidi yang sangat besar," katanya seperti dikutip AFP.
Namun subsidi yang begitu besar, bukan berarti tidak mempunyai risiko, karena menurut Guerra, keuangan PDVSA harus menanggung semua ongkos subsidi tersebut.
Selain itu efek murahnya harga BBM bisa dilihat di Caracas, yang dipenuhi 1,8 juta kendaraan hanya untuk 4 juta penduduk. Padatnya kendaraan membuat kecepatan mobil di kota itu hanya 8 kilometer per jam. "Di Caracas, 80 persen jalan umum dipenuhi kendaraan pribadi yang membawa hanya 20 persen populasi," sebut Leopoldo Lopez, seorang tokoh oposisi dan walikota Chacao di daerah Caracas. Tahun lalu, ia mencoba melakukan pembatasan kendaraan, namun hal itu tidak berlangsung beberapa bulan, sebelum akhirnya pengadilan membatalkannya.
Produksi setiap barrel minyak Venezuela hanya mengeluarkan uang 9 dollar AS, dan dijual 116 dollar AS. Setiap hari Venezuela mengekspor 2,8 juta barrel minyak mentahnya. Negara itu juga mempunyai cadangan minyak mentah yang sudah terbukti, sebesar 130 miliar barrel.
Bagaimana Indonesia?
source :Kompas/Home/ Bisnis & Keuangan/Ekonomi
0 komentar:
Posting Komentar